Rabu, 03 November 2010

Skizofrenia


Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal.[1]
Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.


Gejala



Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:
  1. Gejala-gejala Positif
    Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
  2. Gejala-gejala Negatif
    Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).
Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya, keberadaan skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan sepertiautisme, sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan Post Traumatic Stress Dissorder. Oleh sebab itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau psikolog yang bersangkutan.
Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang sepertiganjahalusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.
Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nashdoktor ilmu matematika dan pemenang hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind, membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh dan tetap berprestasi.

Langkah-Langkah Mengatasi Skizofrenia.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam membantu mengatasi gejala Skizofrenia. :

1. Belajar menanggulangi stress, depresi, pikiran negative, belajar relaks dan tidak menggunakan alcohol ataupun obat-obatan tanpa sepengatahuan dokter. Yang terpenting segera berkonsultasi ke fasilitas psikiatri bila tampil gejala-gejala skizofrenia termasuk kemungkinan melakukan tindakan kekerasan.
2. perlu bantuan orang-orang terdekat. Pada skizofrenia akut penderita rentan oleh penyebab stress ringan sekalipun. Harus dikurangi pemberian tanggung jawab agar tidak membebani penderita dan mengurangi stress jangka pendek. Namun jangan mengambil semua tanggung jawabnya. Sebab akan menimbulkan ketergantungan dan problem lain dikemudian hari.
3. jangan membicarakan penderita jika dia tidak ada. Sebab umumnya, penderita skizofrenia sangat sensitive dengan lingkungan sekitarnya. Agar lebih memahaminya cobalah berkomunikasi dengan cara lain dengan mengajak aktifitas bersama seperti mendengar musik, melukis atau menunjukan perhatian tanpoa harus bercakap-cakap.
4. pemberian obat antipsikotik dengan dikombinasikan dengan terapi pendukung. Obat antipsikotik yang banyak beredar dipasaran dan diresepkan dokter. Antipsikotik generasi terbaru bekerja mengurangi dan mengatasi gejala-gejala skizofrenia yang positif, negative dan memperbaiki kongnitif dengan efek samping yang dapat ditoleransi lebih baik dibandingkan antipsikotik sebelumnya.
5. terapi obat-obatan biasanya dikombinasi dengan terapi pendukung guna membantu menurunkan dan mengatasi gejala skizofrenia, mencegah kekambuhan, membantu pasien tetap berobat dan membantu penderita kembali ke kehidupan normal.

3 komentar:

  1. the king casino no deposit bonus codes - CommunityKhabar
    The king casino no deposit bonus codes 더킹카지노 have long been considered a “high 1xbet korean tier” for many casinos, including fun88 vin the William Hill Casino in

    BalasHapus
  2. Casino Tycoon: Casino Tycoon - Jordan10 Retro Outlet
    Enjoy casino Tycoon: Casino 벳 365 가상 축구 주소 Tycoon for free, without the need 토토 캔 for registration or registration. To play on how to buy air jordan 18 retro yellow suede your own, you air jordan 18 retro yellow from my site must 승부 예측 사이트

    BalasHapus